Sebenarnya ini bukan jenis topik yang biasa saya angkat. Tapi, saya pikir tidak ada salahnya sekali-kali saya keluar jalur. Bukankah kebebasan berpendapat adalah asasi? Yang membuat saya menulis adalah berita tentang kematian seorang remaja asal Amerika Serikat, James Rodemeyer, 14tahun. James meninggal karena bunuh diri, ia mengalami bullying karena orientasi seksualnya, He's a Gay..
Seringkali kita melontarkan ejekan-ejekan kepada orang-orang di sekitar kita. Terkadang, maksudnya hanya untuk lucu-lucuan. Tapi untuk orang yang menjadi sasaran bullying, ejekan itu jelas-jelas tidak lucu. Malah cenderung membuat sakit hati, putus asa, dan depresi. Dunia cyber membuat pembullyan semakin marak. Pembully bisa dengan mudah melakukan Hit and Run, mengejek tanpa meninggalkan jejak, cukup bermodal keanoniman. Apalagi, pada kasus-kasus tertentu seperti LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Intersex dan Questioning), pembullyan yang dialami akan semakin berlipat.
Meskipun terkesan sepele, bullying bukan sesuatu yang mudah untuk dihadapi. Jangankan remaja, orang dewasa saja belum tentu bisa. Siapa sih yang senang diolok-olok? Jawabannya sudah jelas, TIDAK SATU ORANG PUN. Termasuk, LGBTIQ, orang-orang spesial yang orientasi atau identitas seksualnya berbeda dari orang kebanyakan.
Jangan salah paham, saya tidak sedang mengajak anda menjadi pendukung LGBTIQ. Bahkan sayapun akan berpikir dua kali sebelum melakukannya. Saya hanya meminta anda untuk setidaknya mengganggap mereka manusia yang juga punya hak hidup dan hak untuk dihormati sebagaimana manusia lainnya. Tidak masalah jika anda tidak bisa menerima mereka, tapi setidaknya biarkanlah mereka menjalani pilihan hidupnya. Bahkan kalaupun kita tak bisa mencegah pembullyan terhadap mereka juga tidak apa-apa, asalkan.. kita tidak menjadi pelaku pembullyan itu sendiri. Kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi di masa datang. LBGTIQ bisa terjadi pada siapa saja; sahabat - anak - saudara - atau bahkan anda sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar