Rabu, 28 September 2011

Bebas yang Terlepas

Sepanjang sejarah Indonesia, rakyat Indonesia yang hidup di era sekarang ini adalah yang paling merdeka dalam berbicara dan berpendapat. Bayangkan, dulu orang sangat hati-hati dalam berbicara. Takut keceplos paginya, sore sudah dijemput masuk bui. Iya kalau 'cuma' dipenjara, nah kalau diintai petrus (penembak misterius)? alamat jadi matius alias mati misterius.

Sementara sekarang? Hak untuk berbicara dan berpendapat mulai diagung-agungkan. Tidak salah sebenarnya. Harus diakui juga, berubahnya rezim Indonesia salah satunya adalah berkat 'suara-suara' mahasiswa dan sabetan pena tajam para jurnalis. Tapi sayangnya, kebebasan itu sekarang menjadi sungguh terlalu. Siapa saja berhak bicara. Semua bebas diomongkan. Mulai dari artis yang selingkuh, oknum pajak yang korup, politikus yang ambisius, hingga merembet pada urusan agama. Sayangnya lagi, kebebasan berbicara dan berpendapat ini, tidak disertai dengan pemahaman akan etika.

Mari kita menoleh sejenak. Lihat salah satu penyedia berita terpopuler di internet; Yahoo. Entah mengapa, tidak peduli apapun topiknya, hampir setiap tulisan yang muncul di Yahoo akan diakhiri saling hujat dengan membawa-bawa agama di box komentarnya. Di bulan Ramadhan tahun ini, saya pernah membaca tulisan tentang Lailatul Qadr, seingat saya. Tulisan yang bagus. Tapi yang tidak saya mengerti, kenapa komentar-komentar dibawahnya justru seperti tempat sampah? Makian ala kebun binatang lengkap disana. Masing-masing ngotot bahwa diri dan agamanyalah yang benar. Yang lain salah dan sah-sah saja dihina. Ingin rasanya berteriak pada semua komentator di sana, "hellooo, what's wrong with you...?!"

Menoleh lagi ke sisi lain; Facebook. Hare gene siapa sih yang ga punya akun facebook? Hanya bermodal sebuah akun email -yang juga didapat dengan gratis- semua orang bisa memiliki akun facebook. Sekarang anda lihat, dari ratusan ribu (atau bahkan jutaan) akun itu pasti anda akan menjumpai segelintir orang -yang entah apa tujuannya- menghina agama lain secara terang-terangan di wall-nya. Sejauh ini saya, secara tidak sengaja, menemukan tiga akun facebook yang jelas-jelas sangat menghina Islam. Salah satunya bahkan teramat sangat merendahkan Junjungan kami, Nabi Besar Muhammad SAW.

Tapi yang amat saya sayangkan disini adalah, mengapa umat Islam membalas dengan cara yang hampir sama parahnya? Mulai dari memaki hingga melaknat. Bukankah Allah SWT sangat memuliakan manusia, Dia -Yang Maha Pencipta- memanggil manusia dengan sebutan yang baik-baik. Siapa kamu hai manusia hingga berani melaknat manusia lainnya? Tidak berhenti disana, beberapa orang bahkan ikut terpancing membalas merendahkan agama lain. Menghina orang suci di agama tersebut. Kalau begitu apa bedanya dia dan anda? Kenapa begitu mudah terprovokasi? Saya juga seorang muslim, tapi saya yakin umat agama lain menghormati agama Islam. Sementara orang yang menjelek-jelekan Islam itu? Hanya dia dan Tuhanlah yang tau apa maunya. Kalaupun memang ada umat lain yang menjelekan Islam? Saya tetap percaya, itu hanyalah oknum.

Akhirnya, kalau memang Islam ingin menunjukan fitrahnya sebagai agama yang merupakan rahmatan lil alamin, tak perlulah kita, umat Islam, berbicara hingga terlepas pada makian apalagi kata-kata melaknat. Juga tak perlu berpendapat miring tentang agama orang lain. Cukuplah agamamu bagimu dan agamaku bagiku. Tunjukan, bahwa umat Islam itu terpelihara lisan dan tindakannya. Kalaupun anda ingin menyanggah, sanggahlah dengan santun. Kalau memang anda terlampau marah pada orang tersebut hingga tak dapat memikirkan komentar apapun selain mengabsen nama penghuni kebun binatang, maka yang terbaik yang dapat anda lakukan adalah mengklik tanda x di sudut kanan atas. Kembalilah saat anda sudah lebih tenang, jika memang anda ingin. Jangan pernah anda kira, mentang-mentang komentar itu anda buat hanya dengan memencet-mencet keyboard lantas Allah takkan menghitungnya. Dia sungguh Maha Mengetahui.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes